Relevansi Profil Pelajar Pancasila dan Pendidikan Abad 21

Relevansi Profil Pelajar Pancasila dan Pendidikan Abad Ke-21

Petunjuk Pengerjaan Tugas

Mahasiswa membuat sebuah Demonstrasi Kontekstual untuk memberikan gambaran yang kontekstual tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan media visual atau audio.

Media visual dapat berupa video pendek, infografis, poster, karikatur atau komik atau menggunakan podcast untuk menjelaskan hasil rumusan tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

Profil Pelajar Pancasila

Konsep yang menggambarkan bahwa Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Ada 6 elemen dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Keenam elemen ini dilihat sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dan berkesinambungan satu sama lain, serta merefleksikan kompetensi pada pendidikan abad ke-21.

Baca juga: Projek Perubahan Pendidikan Abad 21

Seperti Apa Relevansinya?

Pendidikan abad ke-21 menekankan pada pembangunan kompetensi 4C pada peserta didik yaitu berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration).

Namun, kemajuan IPTEK dan hadirnya era revolusi industri 4.0 membuat arus informasi dan globalisasi makin tidak terbendung. Ketika generasi muda kita tidak cukup mampu untuk beradaptasi dan memiliki karakter yang kuat tentu akan mudah terbawa arus negatif dari hadirnya era disrupsi ini. Sehingga, penting adanya penguatan karakter dari akar rumput mengenai nilai-nilai yang mencerminkan adab dan kultur bangsa Indonesia yaitu seperti tercermin dalam Pancasila.

Bagaimana Realisasinya?

Dalam praktiknya, pembelajaran ranah kognitif, psikomotorik dan afektif perlu menjadi satu kesatuan utuh untuk mengembangkan kompetensi 4C dan nilai berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Sehingga prinsip pembelajaran yang perlu dibangun meliputi:

1. Holistik

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Oleh karena itu, pembelajaran yang berlangsung memilih koneksi yang bermakna antar peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.

2. Kontekstual

Kegiatan pembelajaran didasarkan pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini
mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan seharihari sebagai bahan utama pembelajaran.

3. Eksploratif

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas.

4. Berpusat Pada Peserta Didik

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek yang mengelola proses belajarnya secara aktif dan mandiri.

Di desain untuk memenuhi tugas Matakuliah Filosofi Pendidikan Indonesia (Demonstrasi Kontekstual – Kontekstualisasi Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa)

Oleh A. Tenry Lawangen Aspat Colle (PTK ID. 8000141266), Mahasiswa PPG Prajabatan 2022, Rumpun Bahasa, Universitas Haluoleo

Tenry Colle
Tenry Colle

Hi! My name is A. Tenry Lawangen Aspat Colle. I am a motivated and resourceful English educator. In addition, as the owner of @rymari.translation17 has shaped me to be a punctual and dependable translator of Indonesian to English and vice versa.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *