Tenrycolle.com
What better to do than, share your English knowledge with other people
What better to do than, share your English knowledge with other people
What better to do than, share your English knowledge with other people
Taksonomi Bloom adalah kerangka kerja yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran. Dikembangkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956, taksonomi ini telah direvisi oleh para ahli pada tahun 2001 untuk mencerminkan pendekatan yang lebih modern dalam pendidikan. Revisi ini menghasilkan versi yang lebih dinamis dan berfokus pada keterampilan yang dibutuhkan siswa di abad ke-21.
Taksonomi merupakan sistem klasifikasi (Yaumi, Muhammad: 2013) yang berasal dari bahasa Yunani dan mengandung dua arti yaitu “Taxis/pengaturan” dan “Nomos/ ilmu pengetahuan” (Wibowo, Tri: 2007).
Taksonomi Bloom berangkat dari pemikiran seorang psikolog pendidikan yaitu Dr. Benjamin Boom (1956) yang membentuk pemikiran pendidikan pada level yang lebih tinggi, yaitu menganalisis dan mengevaluasi konsep, proses, prosedur, dan prinsip, bukan hanya mengingat fakta/hafalan (Zhou & Brown, 2017).
Pada tahun 1956, Bloom menerbitkan karyanya yang berjudul “Taxonomy of Educational Objective Cognitive Domain”, dilanjutkan pada tahun 1964 dengan karyanya “Taxonomy of Educataional Objectives, Affective Domain”.
Produktifitas Bloom tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 1971, Bloom berkarya kembali dengan mempublikasikan karyanya yang berjudul “Handbook on Formative and Summatie Evaluation of Student Learning”, serta di tahun 1985 keluar kembali karya Bloom yang berjudul “Developing Talent in Young People” (Winkel, 2007).
Taksonomi Bloom banyak diterapkan ketika merencanakan tujuan belajar dan pembelajaran dan berbagai aktifitas pembelajaran. Pada awal penyusunan taksonominya, Bloom merumuskan dua domain pembelajaran yaitu domain kognitif: keterampilan mental (pengetahuan), dan domain afektif: pertumbuhan perasaan atau bidang emosional (sikap).
Pada tahun 1966, Simpson merumuskan satu domain untuk melengkapi taksonomi yang dicetuskan oleh Bloom, yaitu domain psikomotor: keterampilan manual atau fisik (keterampilan). Simpson memperkenalkan “The Classification of Educational Objectives in the Pyschomotor Domain” dan Dave (1967) memperkenalkan “Psychomotor Domain”.
Revisi Taksonomi Bloom Krathwohl (2002) menyampaikan bahwa Bloom menyampaikan pemikirannya tentang taksonomi kognitif terutama dalam rangka penyusunan soal/ tes ujian untuk siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Krathwohl yang merupakan sahabat dari Bloom bersama dengan ahli psikologi bidang pendidikan bekerja keras untuk mervisi taksonomi tersebut dan mempublikasikannya (Anderson et al., 2001).
Terdapat perubahan yang mendasar dari revisi taksonomi Bloom, yaitu:
Selain itu revisi taksonomi Bloom terdapat perubahan knowledge/pengetahuan (kogntif) sebagai kategori menjadi sebuah ukuran yang harus dicapai. Revisi taksonomi Bloom juga mengubah kata kunci operasional dari kata benda menjadi kata kerja dari level terndah sampai dengan level tertinggi.
Domain pengetahuan/ kognitif dalam Taksonomi Bloom berkaitan dengan ingatan, berpikir dan proses-proses penalaran. Berikut revisi taksonomi Bloom pada domain kognitif yang disampaikan oleh Anderson et al. (2001)
Mengingat dan mengenali kembali pengetahuan, fakta, dan konsep, dari yang sudah dipelajari.
Sub kategori proses mengingat dapat berupa menentukan, mengetahui, memberi label, mendaftar, menjodohkan, mencantumkan, mencocokkan, memberi nama, mengenali, memilih, mencari.
Membangun makna atau memaknai pesan pembelajaran, termasuk dari apa yang diucapkan, dituliskan, dan digambar”. Sub kategori proses dari memahami adalah menafsirkan, mencontohkan, mendeskripsikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
Menggunakan ide dan konsep yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.
Sub kategori proses mengaplikasikan adalah menerapkan, menghitung, mendramatisasi, memecahkan, menemukan, memanipulasi, memodifikasi, mengoperasikan, memprediksi, mengimplementasikan, memecahkan.
Menggunakan informasi untuk mengklasifikasi, mengelompokkan, menentukan hubungan suatu informasi dengan informasi lain, antara fakta dan konsep, argumentasi dan kesimpulan.
Sub kategori proses menganalisis adalah mengedit, mengkategorikan, membandingkan, membedakan, menggolongkan, memerinci, mendeteksi, menguraikan suatu objek, mendiagnosis, merelasikan, menelaah.
Menilai suatu objek, suatu benda, atau informasi dengan kriteria tertentu.
Sub kategori untuk mengevaluasi adalah membuktikan, memvalidasi, memproyeksi, mereview, mengetes, meresensi, memeriksa, mengritik.
Meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru; menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Sub kategori untuk mencipta adalah menghasilkan, merencanakan, menyusun, mengembangkan, menciptakan, membangun, memproduksi, menyusun, merancang, membuat.