Tenrycolle.com
What better to do than, share your English knowledge with other people
What better to do than, share your English knowledge with other people
What better to do than, share your English knowledge with other people
Uraian Reflektif Berbasis Studi Kasus digunakan untuk mengukur kompetensi dalam melakukan refleksi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik. Tes ini dikerjakan langsung dalam aplikasi ujian dengan durasi pengerjaan 30 menit.
Tes ini terdiri dari 4 pertanyaan atau komponen yang perlu di jabarkan, meliputi:
1. Selama proses mengajar di kelas XI SMA, saya menghadapi masalah yang cukup menantang ketika mengajarkan keterampilan berbicara (speaking) dalam Bahasa Inggris. Topik materi yang diajarkan adalah “Discussing Problems and Solutions in Groups,”
Tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah agar siswa dapat mengembangkan ide secara verbal dan menyampaikan pendapat dan solusi dalam sebuah diskusi kelompok. Indikator ketercapaian pembelajaran yang diharapkan mencakup (1) Siswa mampu menyampaikan pendapat secara logis dan terstruktur dalam diskusi kelompok. (2) Siswa dapat memberikan solusi yang relevan terhadap masalah yang didiskusikan.
Namun, pada kenyataannya, hasil di kelas menunjukkan bahwa banyak siswa menghadapi kesulitan dalam mengembangkan ide-ide mereka secara verbal, bahkan beberapa siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan tanpa menyampaikan pendapat. Mereka sering ragu-ragu untuk berbicara, takut membuat kesalahan, dan kurang percaya diri dalam menyampaikan gagasan di depan teman-teman mereka.
Hal ini membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan optimal. Diskusi yang seharusnya interaktif dan melibatkan semua siswa justru didominasi oleh beberapa siswa yang lebih percaya diri. Sebagian besar siswa lain terkesan tidak mampu mengembangkan ide secara lisan, yang menyebabkan diskusi tidak berjalan efektif. Faktor utama yang menyebabkan masalah ini adalah kurangnya kepercayaan diri siswa dalam berbicara, ketakutan membuat kesalahan, serta beban tugas yang mungkin terlalu sulit bagi kemampuan verbal mereka saat ini.
2. Untuk mengatasi masalah tersebut, saya menerapkan beberapa pendekatan yang saling terkait dan dirancang untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide secara verbal dan menyampaikan pendapat dalam diskusi.
Prinsip utama dari TaRL adalah memastikan bahwa tugas dan aktivitas pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan siswa pada saat itu. Dalam konteks ini, saya menyesuaikan tugas verbal yang diberikan kepada siswa, dengan fokus pada kemampuan individu mereka dalam berbicara.
Alih-alih memberikan tugas diskusi yang terlalu kompleks dan menuntut penggunaan kosakata serta tata bahasa yang rumit, saya membagi tugas menjadi lebih sederhana dan terfokus pada hal-hal yang lebih spesifik. Sebagai contoh,
saya tidak meminta siswa untuk mendiskusikan masalah besar seperti “solusi untuk perubahan iklim,” namun saya memulai dengan topik yang lebih sederhana dan dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka, seperti “solusi untuk mengatasi stres akibat ujian sekolah.”
Langkah ini diambil agar siswa tidak merasa kewalahan, dan mereka bisa fokus pada tugas yang lebih mudah dicerna. Ini memungkinkan mereka untuk berpartisipasi lebih aktif karena tugas yang diberikan lebih sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan verbal mereka saat itu.
Langkah kedua yang saya terapkan adalah teknik brainstorming terpandu. Dalam teknik ini, saya memberikan panduan yang jelas dan spesifik kepada siswa mengenai bagaimana mereka dapat mengembangkan ide mereka. Alih-alih membiarkan mereka bebas berbicara tanpa arah, saya membagi proses brainstorming menjadi beberapa tahap yang terstruktur. Misalnya, saya memberikan langkah-langkah seperti:
Identifikasi masalah: Apa masalah utama yang kamu temui?
Solusi: Apa solusi yang menurutmu paling relevan?
Argumen: Mengapa solusi ini penting dan bagaimana cara kerjanya?
Panduan ini membantu siswa yang kurang percaya diri untuk lebih terarah dalam mengembangkan ide. Mereka tidak lagi merasa bingung atau kewalahan saat diminta berbicara, karena ada kerangka berpikir yang jelas untuk diikuti. Ini juga membantu siswa untuk berlatih menyampaikan ide mereka secara sistematis.
Metode terakhir yang saya terapkan adalah Gallery Walk. Ini adalah metode di mana siswa membuat catatan atau visualisasi ide mereka dalam bentuk poster atau tulisan, yang kemudian dipajang di dinding kelas. Siswa lain kemudian berjalan keliling kelas untuk melihat ide-ide teman-teman mereka dan memberikan pendapat. Metode ini menghadirkan suasana diskusi yang lebih informal dan santai, sehingga siswa yang cenderung pasif dapat merasa lebih nyaman untuk berbicara. Dengan tidak harus langsung berbicara di depan kelas, siswa merasa lebih aman dan terbuka untuk berdiskusi dengan teman-teman mereka dalam kelompok kecil atau satu lawan satu.
Gallery Walk juga mendorong siswa untuk berbagi ide dan belajar dari perspektif lain, yang memperkaya diskusi mereka dan mendorong mereka untuk berbicara lebih aktif.
3. Hasil dari upaya tersebut sangat positif. Dengan menggunakan pendekatan TaRL, saya melihat peningkatan partisipasi siswa, terutama dari siswa yang sebelumnya enggan berbicara. Tugas yang disesuaikan dengan kemampuan mereka saat ini membuat mereka lebih percaya diri dalam berbicara.
Teknik brainstorming terpandu juga membantu siswa lebih terstruktur dalam berpikir dan berbicara, sehingga mereka tidak lagi merasa bingung tentang apa yang harus mereka katakan. Terakhir, Gallery Walk memberikan suasana yang lebih santai dan informal, yang mendorong lebih banyak siswa untuk berbicara dan berbagi ide tanpa tekanan.
Secara keseluruhan, kombinasi dari ketiga metode ini membuat diskusi kelas menjadi lebih hidup dan melibatkan lebih banyak siswa.
4. Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga bagi saya sebagai seorang guru. Saya belajar bahwa penting untuk menyesuaikan tugas dan aktivitas pembelajaran dengan kemampuan siswa, serta memberikan panduan yang jelas agar mereka dapat merasa lebih percaya diri dalam mengembangkan ide-ide mereka. Selain itu, menciptakan suasana diskusi yang lebih santai dan mendukung juga sangat penting untuk meningkatkan partisipasi siswa.
Ke depannya, saya akan terus mengevaluasi metode pengajaran yang saya gunakan dan berusaha lebih peka terhadap kebutuhan serta kemampuan siswa. Pengalaman ini juga mengajarkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, setiap siswa, tidak peduli seberapa pemalu atau ragu-ragu, dapat berkembang dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.