Tenrycolle.com
What better to do than, share your English knowledge with other people
What better to do than, share your English knowledge with other people
What better to do than, share your English knowledge with other people
Gaya bicara, bahasa, atau adat budaya yang saya miliki adalah salah satu aspek utama yang menjadikan saya bagian dari budaya tertentu. Dalam dunia kerja, keragaman budaya mutlak adanya; terdiri dari berbagai jenis manusia yang masing-masing dari mereka membawa bahasa, suku, bahkan keterampilan, pengalaman, atau perspektif baru. Kegiatan Core to Core Program Indonesian Side-Japan Society for The Promotion of Science adalah salah satu pengalaman kerja sama yang saya miliki dengan keragaman didalamnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh 40 dosen dari berbagai Universitas di Indonesia. Dalam kerja sama ini, saya berperan sebagai seorang penerjemah; menerjemahkan artikel dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris yang ditulis oleh peserta kegiatan. Jadi fokus bidang saya pada kegiatan ini adalah terjemahan tertulis. Tapi bukan berarti saya tidak melakukan komunikasi verbal, saya tetap berkomunikasi dengan peserta kegiatan dalam Bahasa Indonesia guna mendiskusikan artikel yang akan saya terjemahkan.
Keberagaman yang saya hadapi selama melaksanakan kerja sama tersebut meliputi:
Pertama keberagaman bahasa, khususnya komunikasi verbal. Saya dan para peserta kegiatan ini berbagi bahasa Nasional yang sama, Indonesia. Namun, saya lahir dan dibesarkan di Sulawesi Tenggara yang memiliki gaya bicara (nada, aksen, kecepatan) yang berbeda dengan peserta kegiatan yang mayoritas berasal dari Jawa.
Dalam mengkomunikasikan ide atau mengekspresikan diri, saya cenderung berbicara dengan aksen Sulawesi yang begitu kental, kecepatan berbicara cukup cepat dan nada bicara yang cukup keras, seperti sedang berteriak. Berbeda gaya bicara yang dimiliki oleh orang jawa yang lemah lembut, intonasi yang halus, serta kecepatan bicara yang pelan.
Kedua, perbedaan usia atau generasi. Perbedaan usia atau generasi memungkinkan setiap orang untuk memiliki pengalaman, pandangan dan nilai berbeda yang dapat mempengaruhi gaya komunikasi, kecepatan kerja, dan bahkan definisi kesuksesan dalam hal bekerja. Kesenjangan generasi dapat menghadirkan tantangan kritis saat melakukan kerja sama. Misalnya, generasi yang lebih tua cenderung bekerja dengan suasana yang tenang. Sedangkan, saya lebih suka melakukan proses penerjemahan dengan mendengarkan lagu-lagu Up Beat untuk memberikan semangat. Contoh lainnya berkaitan dengan penggunaan teknologi. Saya sedikit merasa ‘terganggu’ ketika harus menunggu dengan waktu yang lama ketika peserta kegiatan (Generasi Baby Boomers dan Gen X) memindahkan filenya dari komputer ke Diska lepas USB.
Ketiga, latar belakang pribadi. Latar belakang pribadi mencakup pendidikan dan pengalaman kerja yang dialami individu sepanjang hidupnya yang berkontribusi pada siapa mereka, bagaimana mereka memandang dunia dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.
Pendidikan. Sebagaimana yang sudah saya jelaskan di awal, bahwa peserta kegiatan ini adalah dosen yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Ada yang dengan gelar Magister atau yang lebih tinggi lagi, Doktornya; ada yang dengan pelatihan formalnya seperti program sertifikasi, pelatihan Pekerti (Pelatihan Teknik Instruksional) maupun pelatihan AA (Applied Approach). Dengan pendidikan tersebut, mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat membentuk cara mereka menyesuaikan diri dengan orang-orang di sekitar atau mengerjakan sebuah proyek/pekerjaan.
Pengalaman kerja. Setiap tempat kerja berbeda. Setiap universitas memiliki misi, visi, dan kebijakan mereka sendiri. Maka adanya kemungkinan mereka membawa budaya kerja mereka tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi saya untuk meluangkan waktu memahami langkah-langkah apa saja yang perlu saya lakukan untuk mengakomodasi keragaman yang ada sehingga tujuan kerja sama dapat tercapai dengan baik.
Baca Juga: Try Out Test Substantif GRATIS PPG PRAJABATAN Jurusan Bahasa Inggris
Keragaman yang telah saya paparkan di pertanyaan … bisa saja menyebabkan kesalahpahaman sehingga tujuan kerja sama tidak dapat tercapai. Maka, langkah-langkah yang saya lakukan untuk menghindari hal tersebut meliputi:
Saat bekerja dengan keragaman bahasa, salah satu hal yang saya lakukan agar tujuan kerja sama dapat tercapai adalah dengan memastikan bahwa saya berkomunikasi secara jelas dan sopan. Komunikasi yang jelas dan sopan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahpahaman antara saya dan peserta kegiatan. Sehingga saya harus mempertimbangkan gaya bicara (nada, aksen, kecepatan) ketika saya sedang berbicara. Dimana, saya harus mengontrol kecepatan berbicara, menggunakan kata-kata sederhana dan menghindari kata-kata dan frasa slang, terlebih lagi kegiatan ini bersifat formal.
Untuk mencapai tujuan kerja sama tersebut, maka cara terbaik adalah menunjukkan kepada peserta kegiatan bahwa saya menghormati dan menghargai mereka dengan bersikap terbuka terhadap nilai dan budaya yang mereka miliki. Bukan karena saya dari Sulawesi, maka saya akan memiliki focus lebih ke peserta kegiatan yang berasal dari Sulawesi juga. Seperti, menerjemahkan artikel peserta kegiatan yang berasal dari Sulawesi terlebih dahulu walaupun mereka mengumpulkannya paling akhir.
Selain itu, saya juga menunjukkan bahwa saya terbuka dengan keragaman yang mereka miliki dengan mempelajari bahasa daerah mereka. Jauh-jauh hari sebelum kegiatan tersebut dimulai, saya mencoba mempelajari beberapa salam dan frasa yang dapat saya gunakan di waktu senggang seperti sarapan atau makan siang, seperti Pripun kabare?, Sugeng enjing, Sugeng siang, Sugeng dalu, Sugeng rawuh, Matur nuwun!, dan lain sebagainya. Hal ini saya lakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan peserta kegiatan.
“Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan”, menurut saya tidak selalu berlaku di lingkungan yang beragam. Sebaliknya, “perlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan” adalah hal tepat untuk dilakukan di lingkungan yang terdiri dari berbagai perbedaan guna menghindari kesalahpahaman yang berakibat kerjasama yang akan dilakukan tidak akan berjalan dengan baik.
Selalu perhatian dan peka terhadap batasan dan harapan orang lain. Tindakan atau aktivitas yang saya lakukan mungkin membuat saya nyaman namun dapat bertentangan dengan nilai-nilai orang lain di kegiatan tersebut. Bahkan, sekali lagi interaksi biasa pun bisa diperhitungkan. Sehingga, saya perlu memahami profil tiap peserta kegiatan.
Misalnya, ketika proses pemindahan naskah terjemahan. Saya nyaman menggunakan e-mail, saya lebih suka ketika mereka mengirimkan file yang akan diterjemahkan via e-mail, menurut saya ini lebih praktis. Namun, hal ini tidak berlaku di semua orang. Ada yang lebih suka menggunakan flash disk, karena tanpa terhubung dengan jaringan internet pun mereka bisa memindahkan datanya. Sehingga, menyiapkan beberapa opsi adalah tindakan yang tepat agar tujuan kerja sama tersebut dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, mengatasi hambatan bahasa, terbuka untuk semua budaya dan perbedaannya, dan memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan adalah tiga langkahyang saya lakukan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman di tengah keberagaman tersebut.
Baca Juga: Try Out Test Substantif GRATIS PPG PRAJABATAN Jurusan PGSD
Dengan langkah-langkah yang saya terapkan seperti penjelasan di atas, kerja sama tersebut dapat berjalan dengan baik. Saya dapat melaksanakan tugas saya sebagai seorang penerjemah dengan sebaik-baiknya. Menerjemahkan 32 artikel sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tanpa menimbulkan kesalahpahaman karena keragaman bahasa, pendidikan, usia, dan pengalaman kerja.
Berbagai respon dari peserta kegiatan saya peroleh, seperti adanya rasa percaya dan saling menghormati. Keragaman ini harus dirayakan, tidak untuk diabaikan atau dihindari. Karena saya berusaha terbuka dengan perbedaan yang ada, berusaha memperlakukan peserta kegiatan sebagaimana mereka ingin diperlakukan, bahkan berusaha mengatasi masalah bahasa, alhamdulillah kepercayaan itu bisa saya peroleh.
Kepercayaan itu berlanjut sampai sekarang, dimana kolaborasi dalam bidang penerjemahan antara saya dengan beberapa dosen peserta kegiatan tetap berlangsung sampai saat ini. Saat saya menulis esai ini, saya masih membantu menerjemahkan artikel beberapa dosen berkaitan dengan syarat kenaikan pangkat, saya juga menerjemahkan artikel mahasiswa tentunya atas rekomendasi dosen tersebut, bahkan menerjemahkan artikel salah satu anak dari dosen yang sedang menyelesaikan studi Kedokterannya.
Tentunya, ini juga berpengaruh terhadap peningkatan. Dalam lingkungan kerja yang beragam, tidak bisa dipungkiri bahwa kita dapat memperoleh keuntungan dari peningkatan pendapatan. Karena dengan lingkungan yang beragam, saya juga dapat menemukan beragam klien yang memungkinkan kerja salam dalam bidang penerjemahan yang lebih luas lagi.
Sehingga dapat saya katakan bahwa merangkul dan merayakan keberagaman tidak hanya akan berdampak pada keberhasilan kerja sama saat itu saja, namun akan berdampak pada aspek-aspek lain kedepannya di dalam hidup saya. Seperti, kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Pertumbuhan tidak terjadi di ruang yang itu-itu saja. Jika saya hanya dikelilingi oleh orang-orang yang melihat, berpikir, dan berasal dari latar belakang budaya yang sama dengan saya, kemungkinan besar saya akan memiliki perspektif yang terbatas. Ketika lingkungan kerja atau kerja sama yang dilakukan dapat merangkul budaya yang beragam akan menyebabkan saya berinteraksi dengan dengan orang-orang dengan perspektif, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda. Hal ini dapat membantu saya untuk belajar dari mereka dan mengembangkan pandangan yang lebih luas dan menyeluruh—yang pada akhirnya dapat mendorong saya menjadi lebih baik lagi. Misalnya, saat keragaman mendorong saya untuk mempelajari salam dan frasa sederhana.
Keragaman ini juga membantu saya untuk mengembangkan kemampuan Bahasa Inggris dan keterampilan menerjemahkan saya. Orang-orang dari latar belakang yang berbeda membawa berbagai keahlian bersama mereka. Ada yang ahli dalam disiplin ilmu politik, ilmu psikologi, ilmu humaniora, ilmu kesehatan, ilmu teknik, dan lain sebagainya. Sehingga ketika saya bekerja sama dalam bidang penerjemahan, saya tidak melulu menerjemahkan naskah yang berkaitan dengan pendidikan Bahasa Inggris, namun saya memiliki kesempatan untuk menerjemahkan naskah di bidang lainnya.
Oleh karena itu, mari kita Merayakan Keragaman!