Tenrycolle.com
What better to do than, share your English knowledge with other people
What better to do than, share your English knowledge with other people
What better to do than, share your English knowledge with other people
PROFIL PELAJAR PANCASILA merupakan konsep yang menggambarkan bahwa Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Ada enam elemen dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Keenam elemen ini dilihat sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dan berkesinambungan satu sama lain, serta merefleksikan kompetensi pada pendidikan abad ke-21.
Pendidikan abad ke-21 menekankan pada pembangunan kompetensi 4C pada peserta didik yaitu berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration). Namun, kemajuan IPTEK dan hadirnya era revolusi industri 4.0 membuat arus informasi dan globalisasi makin tidak terbendung. Ketika generasi muda kita tidak cukup mampu untuk beradaptasi dan memiliki karakter yang kuat tentu akan mudah terbawa arus negatif dari hadirnya era disrupsi ini. Sehingga, penting adanya penguatan karakter dari akar rumput mengenai nilai-nilai yang mencerminkan adab dan kultur bangsa Indonesia yaitu seperti tercermin dalam Pancasila.
Namun, dalam praktiknya penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 menghadapi beberapa tantangan, seperti:
Sutrisno (2020) dalam penelitiannya menerangkan terjadi degradasi moral dan mental akibat sifat individualisme, hedonisme, pragmatisme hingga yang paling parahnya sampai memunculkan paham radikalisme dan intoleransi akibat peserta didik mulai melupakan nilai-nilai budaya asli Indonesia (Sutrisno, 2020).
penelitian yang dilakukan oleh Sakti, dkk., (2021) yang menjelaskan beberapa persoalan moral yang dilakukan peserta didik saat pembelajaran online adalah suka menunda mengerjakan tugas, tidak membaca pesan yang disampaikan guru, bermain game, mengakses media sosial, menonton film dan bahkan tidur saat pembelajaran berlangsung.
Penelitian yang dilakukan oleh Amir (2022) ditemukan bahwa orang tua kurang memiliki kepedulian dalam mendidik dan mengembangkan semangat belajar siswa. Bahkan, kurangnya komunikasi antara orang tua dan guru dinilai menjadi salah satu faktor kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh orang tua di rumah. Masalah tersebut merupakan bagian dari tantangan implementasi nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila khususnya nilai gotong royong dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu, dalam praktik pembelajaran, pembelajaran ranah kognitif, psikomotorik dan afektif perlu menjadi satu kesatuan utuh untuk mengembangkan kompetensi 4C dan nilai berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Sehingga pembelajaran perlu dibangun berdasarkan prinsip berikut:
Di tulis untuk memenuhi tugas Matakuliah Filosofi Pendidikan – Aksi Nyata (Topik 4: Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia)
Oleh A. Tenry Lawangen Aspat Colle (PTK ID. 8000141266), Mahasiswa PPG Prajabatan 2022, Rumpun Bahasa, Universitas Halu Oleo
Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan mengacu pada panduan berikut: